Komentar Berita Runtuhnya Jembatan Kukar

Download PDF

(Lihat berita “Keruntuhan Jembatan Gantung Kukar tanggal 26 September 2011″)

oleh spl

Tulisan ini tidak dimaksud menambah informasi yang membingungkan, tetapi justru ingin menyoroti mengapa bisa terjadi informasi yang demikian di bumi kita. Jika terjadi peristiwa musibah seperti ini, dapat dimengarti bahwa semua berlomba-lomba mendapatkan kabar paling aktuil. Dan kita biasanya tidak terlalu peduli kebenaranya. Bagi wartawan, keterangan dari petugas yang berwewenang atau yang dianggap ahli, disiarkan begitu saja tanpa ada usaha ” check and recheck”, meskipun tanggapan yang didapat sering tidak logis/tidak dalam konteks yang ditanyakan karena pertanyaannya mungkin juga tidak mengena. Tentunya ini ada kaitanya dengan tingkat pemahaman si penanya.

Dari sudut petugas yang berwenang mungkin lebih fokus bagaimana jawaban tersebut agar tidak memojokkannya sebagai penanggung jawab. Dan para ahli atau yang dianggap ahli juga belum tentu benar2 menguasai persoalanya. Keruntuhan jembatan gantung yang cukup panjang semacam ini memang jarang terjadi dan pengetahuan ahli tersebut belum tentu memang mendalan kepada detail cara pelaksanaan dan pemeliharaan. Jembatan gantung memang termasuk dalam disiplin keahlian Structural Engineering. Tetapi ahli struktur yang mendalami jembatan gantung di Indonesia sepertinya sangat terbatas. Hal ini dapat dilihat dari tulisan2 teknik yang yang dipublikasi tentang jembatan gantung sangat sedikit. Kalu toch seorang menekuni soal ini karena hobi, tetapi jika tidak pernah melakukan desain jembatan gantung dan melihat pelaksanaanya, rasanya belum dapat dikatakan ahli atau pakar. Tidak semua doktor atau profesor bidang struktur mengetahui cukup banyak seluk beluk jembatan gantung. Dari pengamatan penulis, profesor teknik kita jarang yang senang berbincang dengan rekan sesama profesor dari luar negeri. Biasanya perkenalan pertama selalu ditanya apa interes reseach anda dan apa saja yang sedang dilakukan. Mungkin karena kebutuhan materi, bapak2 prof kita umumnya terpaksa menjadi generalis yang tidak menekuni secara mendalam suatu cabang ilmu, tetapi ikut menggarap bidang seluas mungkin yang memberi kesempatan mendapatkan nafkah tambahan. Kalu generalis ditanya dan menjawab sesuatu yang sangat spesifik; tentu jawabanya tidak seperti gemerlapnya titelnya. Sering juga seorang terlalu suka ikut memberikan komentar bidang yang tidak menjadi keahlianya. Contohnya bapak presiden belum2 sudah menginstrusikan untuk memindahkan jembatan ( mungkin juga wartawanya yang salah dengar ?). Kalau pyler dan menara jembatan masih utuh, kita akan bertanya-tanya mengapa jembatanya harus dipindah letaknya?? Komentar ketua PII juga sangat membingungkan karena statemenya ( lihat website PII) yang seakan-akan menuduh pemakaian rangka baja pada jembatan gantung itu salah atau dipaksakan. Padahal besar kemungkinan rangka baja tersebut memang dibutuhkan agar lantai jembatan menjadi kaku sehingga memfasilitasi penyaluran beban lantai ke kabel penggantung vertikal dan diperlukan untuk menanggulangi beban angin dan beban gempa pada jembatan. Celakanya statemen ini yang rupanya dikutip koran Tempo dipakai untuk memaksa Menteri P.U menjawab hal itu dalam rapat dengan DPR dan mungkin saking groginya, menteri mengeluarkan kata2 “semua macam besi dapat dipakai untuk jembatan gantung” ( benar ngak ni pak wartawan ?). Berita ini sempat menumbuhkan imaginasi mbok Iyem, istri pak Wongso yang profesinya pengumpul besi beton bekas bongkaran yang nyeletuk ” Pakne, kita jual besi kita untuk bikin jembatan gantung supaya harganya mahal ya ??”

Print Friendly

One response to “Komentar Berita Runtuhnya Jembatan Kukar

  1. Jadi semakin rancu jadinya…

Leave a Reply

Your email address will not be published.