P E R I O D E III
Oleh : SPL.
Mungkin ceritera periode III ini baik dimulai dari udar rasa saya pada teman istimewa saya Hongyu yang praktis berpisah mulai dari periode II kehidupan saya :
” Enam puluh tahun lebih kita telah berpisah, masing masing memilih jalan hidupnya sendiri.
Tiada tangis dan tidak ada kepedihan perpisahan, seakan hal ini sudah digariskan sang ILAHI.
Aku memilih mimpi dijalan menara gading, menuju ilusi yang tidak terbayangkan.
Engkau memilih memasuki kehidupan dunia nyata, sebagaimana orang lelaki yang berangkat dewasa.
Selama ini tidak ada komunikasi ataupun usaha berhubung, karena perjumpaan insan dari dunia berbeda,
dapat menghapus jejak kebersamaan indah yang telah terpateri.
Bayangkan aku hanya dapat menyapa : ” Apa kabar teman ??” Dan kamu menjawab : ” Apa kamu sudah makan, kawan ?? ”
Kemudian bisu seribu Bahasa, karena tidak dapat menyambung cerita dua dunia yang berbeda. ”
Periode III dimulai dari saat saya pergi ke Tegal untuk bersekolah Tionghoa dengan membawa adik perempuan dan sepupu sepupu yang lebih muda dengan konvoi militer Belanda dari Purwokerto ke Tegal. Waktu itu ( kira kira pertengahan tahun 1949 ), perjalanan darat dari Puwokerto ke Tegal dianggap kurang aman, sehingga hanya bisa dilakukan dengan menumpang konvoi truck tentara Belanda. Oleh karena konvoi berangkat pagi pagi sekali, maka kami harus menginap dirumah famili di Purwokerto. Saya lupa dimana kami diturunkan dari konvoi sesampainya di kota Tegal, namun kami semua tiba dengan tidak kurang suatu apa dirumah kos kami.
Continue reading “T EM A N T E M A N B A I K” »